Aparat Kepolisian Resort Ogan Komering Ulu Timur (OKUT) baru saja merilis aplikasi 'Polisi dalam Genggaman' bagi masyarakat yang ingin melaporkan adanya tindak kejahatan. Ternyata, tingkat kriminalitas di Okut terbilang tinggi.
"Tingkat kriminalitas di Okut sangat tinggi, terutama begal dan rampok. Terjadinya begal ada kaitannya dengan mereka yang ingin lebih," jelas Kapolres OKU Timur, AKBP Audie Latuheru saat berbincang dengan Otonomi.co.id, Senin 10 Oktober 2016.
Dia menjelaskan, para pelaku kejahatan itu punya masalah dengan mental. "Mental di sini adalah hanya ingin mabuk-mabukan dan uang (hasil curian) untuk berfoya-foya."
Padahal, lanjut Audie, masyarakat Okut bila dilihat dari segi kemakmuran, tingkat kemiskinannya sangat rendah. Okut juga termasuk daerah yang memiliki perkebunan dan lumbung padi terbesar di Sumatera Selatan.
Lalu bila kebutuhan terpenuhi, hal apa yang membuat para pelaku kejahatan melakukan tindak kriminalitas?
"Selain ingin berfoya-foya, hal itu juga dipengaruhi oleh peluang. Okut ini luas dan jauh," jelas Audie yang sempat menjabat sebagai Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan.
Jadi begal mengincar warga yang beraktivitas menggunakan kendaraan pribadi terutama motor. Terkait hal itu, Audie langsung gerak cepat menganalisis situasi dan kondisi wilayah.
Dengan kemampuannya, mantan Kasubdit Cyber Crime Polda Metro Jaya itu akhirnya membuat aplikasi Polisi dalam Genggaman.
"Aplikasi polisi dalam genggaman dibuat agar masyarakat merasa nyaman dan aman bicara, tentang lingkungannya. Kami katanya satu-satunya Polres yang membuat aplikasi ini sendiri, tanpa bantuan ahli IT," kata Audie.
0 Komentar untuk "OKU Timur Darurat Kriminalitas. Begal Dan Rampok. Mengapa Kriminalitas Di OKU Timur Tinggi..??"