Karena telat bayar utang hingga 2 tahun dari perjanjian semula hanya dalam jangka waktu 6 bulan, maka uang yang harus dikembalikan berikut bunganya membengkak jadi Rp 100 juta. Seorang pegawai kontrak Sekretariat DPRD Tabanan, Ni Kadek Yulistiawati, 27, nekat mengakhiri hidup dengan cara gantung diri di kandang babi sebelah timur rumahnya di Banjar Batuaji Kelod, Desa Batuaji, Kecamatan Kerambitan, Tabanan, Minggu (25/9) malam. Diduga kuat, sang pegawai kontrak pilih ulahpati (bunuh diri) karena masalah utang Rp 100 juta tanpa sepengetahuan suami.
Kematian tragis korban Ni Kadek Yulistiawati pertama kali diketahui suaminya, I Putu Wismadana, 39, Minggu malam sekitar pukul 20.30 Wita. Saat ditemukan menggantung dalam kondisi leher terjerat selendang yang dikaitkan ke bangunan kandang babi, korban Kadek Yulistiawati sebetulnya masih bernapas. Kortban pun langsung dilarikan ke RSUD Tabanan. Namun, nyawa perempuan berusia 27 tahun ini tidak bisa diselamatkan. Korban menghembuskan napas terakhir saat sudah tiba di RSUD Tabanan.
Informasi yang dihimpun, sebelum nekat gantung diri di kandang babi, korban Kadek Yulistiawati masih sempat ngobrol dengan suaminya, Putu Wismadana, Minggu petang pukul 18.00 Wita. Saat ngobrol santai di rumahnya itulah, korban tiba-tiba minta uang sebesar Rp 100 juta kepada suaminya. Kontan saja suaminya terkejut, karena merasa sudah memenuhi kewajiban dan kebutuhan nafkah sehari-hari sang istri.
Setelah ditanya oleh suaminya untuk apa uang sebesar itu, korban Yulistiawati mengaku hendak bayar hutang kepada I Made Dirga, pria asal Banjar Kuwum, Desa/Kecamatan Marga, Tabanan. Korban mengaku awalnya pinjam uang Rp 35 juta. Namun, karena sudah lewat dari jangka waktu yang dipinjmanya dari perjanjian 6 bulan hingga menjadi 2 tahun, utangnya pun berbunga. Terakhir, utangnya sudah mencapai Rp 100 juta.
Mengingat utang cukup besar, suami korban pun berencana menggadaikan BPKB. Malam itu juga, Putu Wismadana menanyakan empat BPKB kendaraan miliknya kepada sang istri. Namun ternyata, keempat BPKB tersebut sudah digadaikan oleh korban Sulistyawati.
Ketika ketika Wismadana menayakan soal perhiasan emas untuk dicarikan uang agar utang istrinya lunas, korban mengaku semuanya sudah dijual. Merasa heran karena seluruh barang sudah digadaikan dan dijual, suami korban pun menanyakan ke mana uangnya?
Wismadana yang kesehariannya bekerja sebagai seorang kontraktor, terus mendesak sang istri untuk mendapatkan jawaban yang masuk akal. Dalam pembicaraan pasangan suami istri yang semakin menegangkan malam itu, tiba-tiba korban Yulistiawati pamit ke belakang sekitar pukul 20.00 Wita. Karena korban Yulistiawati tak kunjung balik ke dalam rumah, Wismadana pun berencana mencari istrinya.
Namun, sekitar pukul 20.30 Wita, Wismadana mendengar ada kegaduhan di kandang babi sebelah timur rumahnya. Wismadana pun menengok ke kandang babi. Dia terkejut melihat istrinya sudah menggantung dengan leher terjerat tali yang dikaitkan ke bangungan kandang babi. Saat itu, korban Yulistiawati masih bernapas, hingga dibawa suami dan keluarganya ke RSUD Tabanan. Sayang, nyawanya tidak terselamatkan.
Korban Kadek Yulistyawati berpulang buat selamanya dengan meninggalkan suami tercinta, Putu Wismadana, dan dua orang anak. Sumber terpercaya dari lingkup keluarga yang dipinjami uang mengatakan, sehari sebelum tewas bunuh diri, korban Yulistiawati sempat datang ke rumah Made Dirga di Desa Marga, Sabtu (24/9) pagi sekitar pukul 10.00 Wita. Kedatangannya kala itu minta agar bunga uang yang dipinjamnya diturunkan.
Seharusnya, korban membayar utang berikut bunganya sebesar Rp 100 juta, dari semula pinjam uang Rp 35 juta. Nah, oleh Made Dirga, permintaan korban dikabulkan hingga utangnya turun menjadi Rp 85 juta. “Saat datang hari itu (Sabtu), raut muka korban seperti linglung. Pikiranya seperti kosong dan kelihatan bingung," ujar sumber tadi, Senin (26/9).
Dikonfirmasi terpisah, Senin kemarin, Kapolsek Kerambitan Kompol I Gede Made Punia membenarkan korban Kadek Yulistiawati nekat gantung diri, diduga karena masalah utang. "Ini murni gantung diri. Sebelum kejadian, tidak ada keributan antara korban dan suaminya. Si suami hanya sebatas menanyakan masalah uang hasil gadaikan BPKB dan jual perhiasan," jelas Kapolsek Made Punia.
Sementara itu, pihak keluarga korban enggan berkomentar banyak terkait kematian ulahpati pegawai kontrak DPRD Tabanan ini. Mereka menganggap kematian tragis korban sebagai musibah keluarga. "Maaf, kami lagi berduka, tidak mau ditanya-tanya. Kami mohon maaf dulu," ujar ipar korban, I Made Sedana Putra, saat ditemui NusaBali di rumah duka di Banjar Batuaji Kelod, Desa Pakraman Batuaji, Kecamatan Kerambitan, Senin kemarin.
Pihak keluarga kemarin sibuk melakukan persiapan upacara Pitra Yadnya jenazah korban Yulistiawati. Rencananya, jenazah pegawai kontrak DPRD Tabanan ini akan diabenkan di Setra Desa Pakraman Batuaji pada Anggara Paing Pujut, Selasa, 4 Oktober 2016 depan.
0 Komentar untuk "Heboh..!! Ditemukan Jasad Sosok Wanita Cantik Tewas Di Kandang Babi."