Nahdlatul Ulama (NU) : Keraguan Umat Islam Memilih Pemimpin Yang Tidak Disarankan Dalam Ajaran Agama Islam.



Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Ishomuddin mengimbau para ulama sebisa mungkin menghindari penggunaan ayat suci Alquran saat berkampanye.

Imbauan itu terutama menggunakan ayat suci Alquran untuk menyerang calon pasangan yang maju dalam pemilihan kepala daerah (pilkada).

" Jangan menggunakan ayat Alquran dan hadis nabi untuk menyerang calon lain. Jangan menggunakan Alquran yang sakral untuk hal yang tidak sakral," kata Ishomuddin di kawasan Menteng, Jakarta, Kamis, 13 Oktober 2016.

Menurut dia, ayat suci Alquran dapat menjadi pedoman umat Muslim untuk menentukan calon kriteria pemimpin. Tetapi, kata dia, jangan sampai menggunakan ayat suci Alquran untuk mereduksi hak politik non-Muslim.

" Itu yang tidak diperbolehkan karena secara Undang-undang, mereka (non-Muslim) juga punya hak politik," ucap dia.

Keraguan umat Muslim memilih pemimpin yang tidak disarankan dalam ajaran agama Islam harus dikonsultasikan dengan para ulama. Sebab, orang beragama tidak bisa memisahkan agama dengan sikap ketika memilih pemimpin.

" Itu nanti (kalau dipisahkan) sekulerisme," ujar dia.

Meski begitu, bagi dia, persoalan perbedaan agama dalam masa berkampanye seharusnya tidak menjadi fokus utama.

" Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, kita harus tarung gagasan, bukan agamanya apa," ucap dia.

Lantas bagaimana dengan arah dukungan nahdliyin Ibukota jelang pilkada DKI Jakarta nanti? Menurut dia, warga NU dibebaskan memilih gubernur sesuai rasionalitas mereka.

" NU coba mematangkan proses demokrasi di Indonesia," kata dia beralasan.
Share this article :
+
Previous
Next Post »
3 Komentar untuk "Nahdlatul Ulama (NU) : Keraguan Umat Islam Memilih Pemimpin Yang Tidak Disarankan Dalam Ajaran Agama Islam."

Sy membaca judulnya saja jd bertanya : ajaran Uslam yg mana. Pemimpin Negara berbeda dengan Peminpin Ibadah ( Agama ). Rasululloh melarang Agama dipakai berpolitik. Akan tetapi manusia yg berpolitik jg harus manusia yg beragama disitulah letak ajaran Rasululloh yg mengajarkan manusia untuk BIJAKSANA. Rasululloh Muhammad s.a.w. Yg notabene sebagai Pemimpin Umat Islam didunia, selama hidupnya menjadi Rakyat biasa bahkan dipimpin oleh non Muslim ( bukan Agama Rasululloh : Islam ). Jadi sesuai dgn judulnya "Ragu" berarti kita menjadi kaum yg meragukan ajaran Rasululloh. Kaum yg meragukan ajaran Rasululloh sama dengan kaum Kafir. Mari kita pahami dan introspeksi diri. Jangan sampai memelintirkan ajaran Rasululloh yang nyata dan sebenarnya.

Kireksi : ajaran Uslam => ajaran Islam