Fadli Zon dan Fahri Hamzah, Dianggap Sosok Penghambat Kemajuan Indonesia.



Fadli Zon dan Fahri Hamzah. Sebenarnya bosan sekali melihat dua makhluk ini. Bagi saya, keduanya memiliki muka yang sangat tidak standar dan perlu disensor oleh KPI dan semua media cetak maupun online.

Kebencian saya pada mereka ini sudah terakumulasi. Fahri Hamzah misalnya, dia sudah dipecat dari PKS, tapi sampai sekarang tidak mau keluar dari DPR. Ini maunya bagaimana? Di satu sisi dia kerap menyatakan harus taat aturan dan hukum, tapi dirinya sendiri tak mau menaati hukum. Miris.

Fadli Zon? Wah makhluk ini sudah banyak bikin publik muak. Anaknya yang minta diperlakukan seperti ratu dengan minta jemput KBRI. Sempat ngeles pula. Sangat memuakkkan.

Fadli dan Fahri ini ibarat dua mahkluk yang selalu berlawanan dengan Jokowi. Misal Jokowi bikin tax amnesty, Fadli Zon mengkritik DPR yang mau membahas RUUnya. Setelah jadi pun Fadli Zon terus mencecar macam-macam, persis rakyat kampung yang tak pernah sekolah dan tak paham dengan bagaimana sistem berjalan di negara ini. Sangat goblok.

Fahri Hamzah pun sama, tax amnesty dia caci maki. Katanya membuka pintu masuk uang haram, lalu menyebut Jokowi merusak ekonomi Indonesia.

Padahal, sekarang bisa kita lihat betapa dunia mengakui kecerdasan Jokowi. Indonesia menjadi negara paling sukses di dunia soal tax amnesty. Presidennya dipercaya oleh banyak orang.

Terakhir, laporan bulan September, jumlah deklarasi mencapai 3,540 triliun. Indonesia mendapat 97 triliun dari program tax amnesty yang nantinya bisa digunakan untuk keperluan apapun, termasuk membangun infrastruktur.

Beruntung anggota dewan masih banyak yang waras meski dipimpin oleh dua makhluk gesrek bernama Fadli dan Fahri. Beruntung tax amnesty disetujui. Coba kalau ditolak dan sependapat dengan dua makhluk tadi? Indonesia tak akan mendapat apa-apa dan jumlah wajib pajak tak terdeteksi.

Kemudian kemarin, Jokowi kembali menggebrak dengan melakukan operasi tangkap tangan bersama Kapolri Tito Karnavian. Presiden ingin agar pungli di kelautan yang sudah meresahkan masyarakat ini dihentikan. Kasihan nelayan yang mau menangkap ikan. Yang harusnya gratis masih dipersulit dan diminta bayaran.

Gebrakan ini adalah simbol perlawanan, pesan agar menghentikan pungli. Sepanjang sejarah Indonesia, baru kali ini Presiden turun langsung dan serius menangani pungli. Namun hal positif ini kemudian ditangapi negatif oleh Fahri dan Fadli.

“Kalau ini mah hanya gejala. Harusnya jangan terlalu sibuk dengan gejalanya, apalagi gejalanya hanya puluhan juta itu memang di mana-mana. Presiden punya strategi enggak? Dibanding sekadar bilang stop, stop (pungli). Saya khawatir dia enggak paham. Di RT, di desa juga ada, apa Presiden mau keliling 73.000 desa untuk ngurusin uang puluhan juta?” kata Fahri.

Untuk kesekian kalinya saya dibuat bingung oleh makhluk Fahri. Sudah jelas Presiden meminta Polri membetuk operasi pemberantasan pungli (OPP) di seluruh Indonesia. Kapolri Tito Karnavian juga menginstruksikan untuk terus memberantas pungli ke daerah-daerah. Kenapa Fahri masih bertanya apakah Presiden mau keliling ke 73.000 desa? Ini otak dan telinganya apakah berfungsi?

Sementara makhluk sejenisnya, Fadli juga kompak nyinyir dengan sikap Presiden.

“Bukan dengan cara serabutan, tapi harus sistemik. Kalau kita ingin menghapuskan pungli itu secara sistemik. Tidak perlu melibatkan presiden. Jadi kalau mau perang terhadap pungli ini apa peta jalannya. Jangan serabutan. Mau ke mana ini arahnya. Kita setuju semangat penghapusan pungli, tapi jangan pencitraan dong,” ujar Fadli.

Serabutan katanya? Bagaimana bisa OTT yang begitu terorganisir, melibatkan Kapolri dan Kapolda kemudian dianggap serabutan?

Saya pikir ini sangat aneh. Cara berpikir Fadli dan Fahri di luar nalar manusia normal. Bahkan meski tax amnesty sekarang dipuji dunia, mereka hanya diam, seolah sedih karena negara kita ini sedang menuju arah yang baik.

Fadli dan Fahri menjadi sosok penolak program-program yang baik bagi Indonesia, salah satunya tax amnesty dan OPP.

Hal ini menjadi penting untuk disadari oleh Presiden dan kabinetnya, DPR, DPD, MPR, serta seluruh rakyat Indonesia untuk menyadari bahwa selama ini Fahri dan Fadli adalah sosok yang menghambat kemajuan Indonesia. Jadi mungkin sebaiknya tidak perlu menanggapi serius ocehan Fadli Fahri. Sebab kalau kita mau mendengar keduanya, sekarang Indonesia tak akan mendapat dana segar 97 triliun dari tax amnesty.

Bagi rakyat Indonesia, keduanya bisa menjadi indikator sempurna untuk menilai. Perhatikan apa yang diucapkan Fadli dan Fahri, jika negatif berarti positif. Namun jika positif berarti negatif.

seword.com
Share this article :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "Fadli Zon dan Fahri Hamzah, Dianggap Sosok Penghambat Kemajuan Indonesia."